Mengenal Teknologi Kendaraan Bermotor Listrik

0
Mengenal Teknologi Kendaraan Bermotor Listrik

Mengenal Teknologi Kendaraan Bermotor Listrik – Dalam perkembangannya, teknologi elektrifikasi maxbet pada mobil (Kendaraan Bermotor Listrik/KBL) mempunyai berbagai jenis. Masing-masing mempunyai cii-ciri dan cara kerja tersendiri. Setiap “spesiesnya” pun mempunyai kelebihan dan kekurangan jika di bandingkan dengan sesama “rumpun” kendaraan bersistem elektrifikasi ini.

Mengenal Teknologi Kendaraan Bermotor Listrik

Hybrid Electric Vehicle (HEV)

Mobil hybrid tercatat sebagai mobil ramah lingkungan slot thailand yang mencapai sukses komersial pertama di jaman modern. Pada dasarnya cara kerja HEV serupa dengan mobil bermesin konvensional (ICE/Internal Combustion Engine). Hanya saja, ada tambahan motor listrik sebagai pengganti kerja mesin untuk kondisi-kondisi tertentu. Misalnya di bawah kecepatan yang ditentukan atau ketika mobil berhenti. Sehingga walau mesin dalam kondisi mati, sistem kelistrikan dan pengatur udara (air conditioner) kabin tetap berfungsi.

Motor listrik ini di gerakkan oleh catu daya baterai. Kendaraan yang menganut sistem hybrid tidak perlu charging station. Kendaraan ini mempunyai teknologi “self-charging system” di mana pengisian baterai di lakukan dari hasil kinerja mesin yang menjalankan generator dan lainnya dengan isi daya listrik ke baterai ketika terjadi pengereman (regenerative braking).

Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV)

PHEV merupakan mobil listrik hybrid colok yang di lengkapi mesin pembakaran dalam atau ICE. Mesin dalam sistem PHEV merupakan range extender atau penambah jarak pemanfaatan tenaga baterai untuk menggerakan motor.

Dalam sistem PHEV, mesin sebagian besar bekerja untuk menggerakan generator pengisi baterai lebih-lebih dalam rute dalam kota (kurang lebih 60 km) yang di bantu regenerative braking. Di sinilah mengapa pemanfaatan bahan bakarnya jauh lebih efektif di bandingkan HEV. Dari pengujian yang udah dilakukan oleh enam perguruan tinggi negeri di Indonesia, didapatkan hasil bahwa PHEV mengungguli 74% kendaraan konvensional dalam perihal keiritan bahan bakar fosil.

Namun walau PHEV mendapat asupan tambahan daya dari mesin dan juga regenerative braking, pola pengisian tersebut masih belum optimal untuk isi baterai sampai penuh. Recovery kondisi baterai ideal tetap menggunakan sistem charger (plug-in), yang bisa di lakukan di tempat tinggal atau charging station khusus. Untuk pengisian baterai ini, tempat tinggal atau charging station minimal mesti mempunyai daya setidaknya 4.400 Watt.

Baca Juga: Manfaat CCTV dan Tips Memilih CCTV Sesuai Kebutuhan

Battery Electric Vehicle (BEV)

Sesuai namanya, BEV hanya mengandalkan baterai sebagai sumber joker123 tenaga penggerak motor listrik di roda, agar perlu layanan charging untuk pengisian daya listrik. Di tinjau dari tingkat emisi, kendaraan ini mempunyai gas buang yang paling rendah emisinya sampai nol sebab tidak menggunakan mesin bermotor bakar. Namun demikianlah pemanfaatan BEV bakal mengimbuhkan pengaruh lingkungan yang maksimal jika sumber pembangkit listrik menggunakan energy baru terbarukan (EBT)

BEV bisa sangat terkait infrastuktur pengisian listik (charging station). Penggunanya bakal sangat nyaman misalnya semua layanan pendukung utama ini udah banyak tersedia. Namun sebaliknya, misalnya berada di tempat yang minim bakal stasiun pengisian listrik, maka penguna mobil ini mesti berstrategi dan sanggup memperhitungkan pemanfaatan daya mobilnya dengan baik.

Di atas kertas BEV lebih ekonomis di bandingkan sistem hybrid, utamanya dalam perihal perawatan. Karena mobil ini tak mesti ubah oli mesin, oli transmisi maupun perihal lainnya. Sedangkan motor listriknya bisa di katakan maintenance free.

FCEV (Fuel Cell Electric Vehicle)

Walau sama-sama menggunakan sistem listrik, tapi FCEV mempunyai prinsip berbeda. Mobil ini bisa menghasilkan listrik sendiri yang di produksi di unit fuel cellnya. Listrik hasil dari kinerja fuel cell ini sesudah itu di gunakan untuk menjalankan motor listrik.

Di atas kertas efisiensi FCEV 80% lebih baik di bandingkan mobil bermesin konvensional dan hanya mempunyai emisi berbentuk uap air atau air murni. Akan tetapi, tantangan pertama FCEV ada pada bahan bakar yang di pergunakan. Kendaraan ini perlu stasiun pengisian bahan bakar hydrogen. Fasilitas ini merupakan infrastruktur modern yang relatif rumit dalam pengoperasiannya. Sedangkan komponen untuk penyimpanan bahan bakar, mesti menggunakan tabung bertekanan tinggi dengan material spesifik agar tahan pada hantaman keras dan pengaruh cuaca untuk menanggung aspek keselamatan penggunanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *